Kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) kerap kali menjadi momok menakutkan bagi kita semua. Jangankan kehadirannya, sebatas kabar saja sudah mampu membuat masyarakat bergejolak, dan menimbulkan perbincangan pro-kontra yang selalu ramai, terutama dikalanan para netizen.
Bagimana tidak, karena kita sadari kenaikan harga BBM begitu berpengaruh terhadap harga-harga kebutuhan pokok lainnya. Karena biaya distribusi yang meningkat akibat kenaikan harga BBM tersebut. Akibatnya harga kebutuhan pokok lainnya tak ketinggalan ikut naik. Selain juga berimbas pada tarif biaya angkutan umum.
Mengawali tahun 2017 ini, harga BBM naik sebesar Rp. 300,- untuk seluruh jenis BBM Non Subsidi atau yang juga biasa disebut pertamax series, seperti Pertamax, Pertamax Plus, Pertamax Turbo dan termasuk bahan bakar baru Pertalite. Kenaikan harga mulai terhitung sejak sejak tanggal 5 Januari 2017, pukul 00.00 WIB.
Meski BBM bersubsidi “premiun dan solar” tidak ikut naik, tapi riuh akibat kenaikan tersebut sudah luar biasa terasa untuk seluruh pengguna BBM itu sendiri. Seperti misalnya yang dilakukan para netizen dengan membuat meme-meme mengenai kenaikan harga BBM, baik berupa satire atau terang-terangan mengkrikit pemerintahan bapak Jokowi.
Padahal kenaikan harga BBM ini perlu diketahui bersama, bukan ditentukan oleh Pemerintah. Apalagi jika mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014 atau Perpres 191/2014, dalam pasal 15 ayat 2 disebutkan, untuk Harga Indeks Pasar (HIP) BBM umum ditetapkan oleh Badan Usaha dan dilaporkan pada Menteri ESDM.
Pada peraturan tersebut menjelaskan bahwa kenaikan harga BBM ini merupakan kebijakan korporasi PT Pertamina (Persero), selaku Badan Usaha Milik Negara yang mengelolanya. Dalam artian Pertamina cukup melaporkan kepada Menteri ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral), yang saat ini dijabat oleh bapak Ignasius Jonan.
Baca juga: Aksi #PertaminaBersihkanPantai Grand Watu Dodol Banyuwangi
Namun, pihak Pertamina tak lantas bisa seenaknya meraup keuntungan tinggi dengan menaikkan harga jualnya. Dikarenakan juga ada Peraturan Menteri ESDM Nomor 39 Tahun 2014, mengenai batas margin untuk harga BBM umum berkisar antara 5 hingga 10%.
Kenaikan harga BBM kali ini pun bukan tanpa sebab, melainkan mengikuti harga minyak mentah dunia yang mengalami kenaikan berkisar US$ 52-55/barel saat ini. Perubahan harga memang bisa berubah kapan saja. Pertamina pun melalukan evaluasi dan pengkajian ulang terkait kenaikan harga BBM secara berkala setiap tiga bulan.
Selain faktor fluktuasi harga minya dunia, kenaikan harga BBM juga dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika, yang saat ini berada di level Rp. 13.365,13. Alhasil, gejolak yang terjadi di masyarakat sebenarnya diperparah akibat mome kenaikannya yang serba bersamaan, di mana masyarakat juga dihadapi dengan melambungnya harga cabai di pasaran, belum lagi tarif pengurusan surat kendaraan juga naik.
Sebenarnya kenaikan harga BBM bisa jadi pendorong kita untuk lebih berhemat. Terutama bagi para pengguna bahan BBM non subsidi dalam hal ini. Misalnya, kita bisa mengurangi penggunaan kendaraan bermotor untuk jarak dekat. Lumayan loh, dengan berjalan kaki bisa membantu fisik terus bergerak dan bonusnya menyehatkan buat tubuh kita.
Baca juga: Kemenkes RI Gencar Kampanyekan GERMAS, Demi Menuju Indonesia Sehat
Bagi yang memiliki sepeda pancal, bila sebelumnya mungkin hanya digunakan setiap akhir pekan saja, tapi kali ini bisa lebih sering digunakan. Mungkin juga jika memiliki sepeda listrik bisa kalian jadikan alternatif untuk berhemat BBM. Sepeda listrik juga ramah lingkungan, karena bisa mengurangi polusi udara tanpa adanya asap kenalpot.
Sebagai masyarakat Indonesia saya pun merasa terbebani. Karena pengeluaran semakin bertambah. Namun, kita juga harus melihat ini secara objektif dan lebih luas lagi. Mulai dari sebab kenaikan, serta kebutuhan pasti terus meningkat dan kita pun patut pahami bahwa semua kenaikan itu pastinya sudah melalui kajian ketat, perhitungan matang dan memiliki dasar alasan yang kuat, seperti faktor pendukung yang telah disebutkan di atas.
* Foto dokumentasi pribadi. Lokasi SPBU Gedungan, Sumenep
2 Comments. Leave new
Jadi mending naik sepeda pancal yaaa, selain hemat juga sehat hehehe
Sering2 gowes mas Cum, bantu berhemat dan bonusnya gitu nah, badan jadi budar, hahai