Beberapa hari yang lalu, saya berkesempatan untuk mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan Indonesia tentang beradaptasi kebiasaan baru di masa pandemi Covid 19. Tenang saja, kegiatan ini diselenggarakan secara online, sehingga semua peserta sekaligus pemateri tetap berada di lokasi masing-masing. Hal ini juga salah satu upaya agar tidak terjadi kerumunan yang berpotensi tersebarnya virus Covid 19.
Pada Maret 2020, pemerintah Indonesia mengumumkan adanya pasien pertama kasus Covid 19 di tanah air. Panik. Saya juga merasakan kepanikan saat itu sampai merasa tubuh tidak enak padahal baik-baik saja. Berangsur-angsur kebiasaan pencegahan penularan Covid 19 mulai saya terapkan. Hal pertama yang saya lakukan adalah menenangkan diri agar tidak terlalu panik menghadapi pandemi dengan kebiasaan baru.
Menurut studi Board of Innovation dan BBC tahun 2020, Covid-19 turut mendorong perubahan pada perspektif, sikap, dan perilaku masyarakat. Tidak terkecuali, saya juga mengalami kebiasaan yang berbeda dari biasanya. Saya mengikuti anjuran pemerintah seperti bekerja dari rumah, memakai masker ketika keluar rumah, sesering mungkin mencuci tangan dan menjaga jarak aman.
Lebih dari enam bulan, masyarakat Indonesia melakukan kebiasaan baru atau new normal karena adanya pandemi Covid 19. Salah satu kebiasaan yang harus dilakukan adalah menggunakan masker. Kenapa sih kok masih harus tetap menggunakan masker padahal sudah lebih dari enam bulan? Ini dia alasan pentingnya!
Covid 19 Masih di Sekitar Kita
Berdasarkan data PHEOC Kemenkes RI, lebih dari 275 ribu kasus konfirmasi Covid 19 pada 28 September 2020 terdeteksi di Indonesia. Angka ini semakin hari semakin bertambah sejak pertama kali kasus Covid 19 ada di Indonesia. Covid 19 tidak memandang jenis kelamin, laki-laki maupun perempuan memiliki potensi yang sama terkena virus Covid 19. Kita sama-sama memiliki potensi terpapar virus Covid 19. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah menggunakan masker.
Belum Ada Vaksin Covid 19
Mengutip dari laman covid19.go.id vaksin Covid 19 kemungkinan baru tersedia sekitar tahun 2021. Dalam masa penantian vaksin Covid 19, menggunakan masker adalah salah satu upaya untuk melindungi diri dari virus. Presiden Jokowi mengingatkan pentingnya prakondisi yang ketat terutama penerapan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. Bunda Romi sebagai salah satu pemateri juga mengingatkan untuk mengenali manfaat 3M (menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan).
Pertahanan Terdepan
Hidup berdampingan dengan orang lain tentu tidak terlepas dari berinteraksi langsung dengan orang lain. Hal ini bisa menjadi penyebab terpapar virus Covid 19. Berdasarkan data yang disampaikan saat seminar online, usia di atas 60 tahun diikuti rentang usia 46-59 tahun memiliki resiko kematian yang tinggi saat terpapar Covid 19. Penggunaan masker bisa mencegah virus Covid 19 yang bisa menyebar melalui droplet berupa air liur. Saat tubuh kurang sehat, sebaiknya menahan diri untuk bertemu dengan orang lain.
Maskerku melindungimu dan maskermu melindungiku. Mari saling menjaga agar kita sama-sama terhindar dari virus berbahaya, Covid 19 salah satunya. Mencegah terpapar Covid 19 bukan berarti memutus tali silaturahmi karena sekarang kita dimudahkan dengan kemajuan teknologi yang tetap bisa berkomunikasi meski tidak bertatap muka secara langsung.
Kesadaran mematuhi protokol kesehatan bisa dilakukan mulai dari diri sendiri, kemudian keluarga, lingkungan sekitar hingga masyarakat luas. Ayo tetap semangat mematuhi protokol kesehatan dengan terus berusaha beraktifitas di rumah saja, memakai masker jika ke luar rumah, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer sesering mungkin. Yuk Disiplin…Covid 19 Ambyar.