“Jadikan setiap tempat sebagai sekolah dan setiap orang sebagai guru”
Adalah kata mutiara dari Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, Ki Hadjar Dewantara. Pendiri Taman Siswa yang hari kelahirannya kita peringati setiap tanggal 2 Mei sebagai Hari Pendidikan Nasional.
Sebenarnya banyak kutipan-kutipan Ki Hadjar Dewantara dalam dunia pendidikan yang menginspirasi. Salah satunya yang paling terkenal adalah Tut Wuri Handayani yang berarti di belakang memberikan dorongan. Kalimat yang kemudian menjadi slogan untuk memajukan dunia pendidikan di Indonesia.
Berdasarkan kutipan yang saya pilih, “Jadikan setiap tempat sebagai sekolah dan setiap orang sebagai guru,” saya sangat setuju karena belajar itu bisa dimanapun, kapanpun, dan bisa dengan siapapun.
Belajar tidak hanya dilakukan di sekolah secara formal (terstruktur dan berjenjang) dan nonformal (terstruktur, berjenjang, dan dilakukan diluar pendidikan formal), tapi juga bisa dilakukan secara informal yaitu dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.
Nah, pada postingan kali ini saya ingin membahas lima contoh pendidikan informal yang mudah dilakukan di rumah.
Yuk Mengenal Lebih Dekat dengan Pendidikan Informal!
Dulu, saya mengira pendidikan informal tidak bisa mendapatkan ijazah. Apakah Anda juga berpikir sama?
Ternyata eh ternyata, pendidikan informal juga bisa diakui dengan syarat peserta didiknya lulus ujian sesuai standar nasional pendidikan. Atau dengan kata lain, anak Anda yang menjalani pendidikan informal bisa juga melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi setelah mengikuti ujian di PKBM (sekolah paket A, B, atau C) untuk mendapatkan ijazah.
Nah, kalau anak Anda ikut ujian untuk mendapatkan ijazah berarti dia menjalani pendidikan nonformal. Hehehe. Jangan bingung ya! Intinya kalau proses belajarnya bersama keluarga berarti informal, lalu setelah ikut kejar paket jadinya nonformal. Sesimple itu kok.
Ciri-ciri Pendidikan Informal
Tak kenal maka tak sayang paham, daripada bingung membayangkan seperti apa sih pendidikan informal itu? Langsung saja Anda ketahui ciri-ciri pendidikan informal sebagai berikut.
- Peserta didik tidak harus melengkapi persyaratan khusus
- Tidak ada evaluasi atau ujian tertentu
- Proses belajarnya dilakukan oleh keluarga sehingga orang tua adalah gurunya
- Tidak diwajibkan menjalankan kurikulum tertentu
- Pembelajaran dilakukan secara spontan alias tidak menggunakan manajemen waktu yang jelas
- Tidak ada jenjang dalam prosesnya
- Proses belajar dilakukan secara terus menerus tanpa batasan tempat dan waktu
Lalu, apakah ada mata pelajaran tertentu yang harus dipelajari dalam pendidikan informal? Tentu saja tidak ada. Hanya saja peserta didik diharapkan mampu mempelajari pendidikan budi pekerti, pendidikan agama, pendidikan etika, pendidikan sopan santun, pendidikan moral, ataupun bersosialisasi dengan lingkungan.
Tiga Pendidikan Informal Untuk Anak yang Mudah Dilakukan Di Rumah
Tidak seperti pendidikan formal yang harus dilakukan di sekolah secara terstruktur dan terjadwal, pendidikan informal bisa dilakukan secara fleksibel bersama keluarga di rumah. Proses belajarnya pun relative tidak disadari tapi kemudian menjadi kecakapan hidup yang bahkan bisa dikuasai hingga menjadi sebuah keahlian.
Lalu, pendidikan informal apa saja ya yang mudah dilakukan di rumah bersama orang tua?
1. Teladan yang Baik
Kebiasaan yang baik berawal dari teladan yang baik. Oleh karena pendidikan informal dilakukan oleh keluarga, maka orang tua harus menjadi teladan yang baik bagi anak-anak. Melalui cara ini orang tua dapat memberikan pendidikan budi pekerti sedini mungkin.
Sudah pasti orang tua ingin anaknya memiliki budi pekerti yang baik saat dewasa donk. Makanya orang tua sebaiknya memberikan contoh yang baik dalam bertingkah laku dan bertutur kata karena hal tersebut (yang diamati anak) akan diikuti dan ditiru oleh anak.
Sebenarnya sih melalui teladan yang baik dari orang tua tidak hanya menanamkan budi pekerti yang baik kepada anak, tapi juga sopan santun dan moral sehingga anak bisa bersosialisasi dengan baik di masyarakat.
2. Kegiatan yang Sesuai dengan Profesi Orang Tua
Seperti yang telah saya sebutkan jika pendidikan informal dilakukan bersama keluarga di rumah. Bukan hanya orang tua yang bisa menjadi guru untuk anak, tapi semua anggota keluarga juga bisa berperan.
Di dalam pendidikan informal, orang tua tidak hanya bertindak sebagai guru tapi juga fasilitator, motivator, innovator, pembimbing, dan juga pengontrol dan teladan. Orang tua harus kreatif agar anak-anak bisa belajar sesuatu tanpa harus merasa “sedang belajar.”
Melalui profesinya, orang tua bisa banget mengajarkan kepada anak-anak pentingnya sebuah keterampilan. Misalnya nih, ibu adalah seorang pembuat kue (jualan kue) maka bisa mengajarkan kepada anak-anak cara membuat kue (pelajaran memasak) dan menjual jue (marketing).
Tidak hanya itu, ibu juga bisa mengajarkan sebuah kejujuran kepada anak-anak saat melakukan pengemasan produk. Angka timbangan tidak boleh kurang dari jumlah yang ditulis pada kemasan kue.
Bagaimana? Mudah bukan?
3. Bermain Peran
Anak-anak sangat suka bermain, apalagi bersama orang tua. Mengapa tidak bermain peran untuk memberikan pendidikan informal kepada anak? Misalnya membiarkan anak menjadi ibu (anaknya boneka) dan ibu menjadi teman bermainnya yang juga punya anak (boneka). Dalam hal ini orang tua bisa sekalian mengajarkan pendidikan agama, budi pekerti, sopan santun, dan moral sekaligus melalui komunikasi yang baik.
Orang tua dapat menyisipkan kata-kata sederhana berkaitan dengan sopan santun dan akhlak. Misalnya bermain peran tentang cara bertamu ke rumah teman sehingga anak bisa belajar tentang tata krama saat bertamu. Untuk melengkapi peralatan dan kebutuhan pendidikan, bisa dicek langsung di iPrice.
Nah, itulah 3 pendidikan informal untuk anak yang bisa dilakukan dirumah. Orang tua adalah pendidik pertama anak yang hendaknya selalu menghadirkan rumah yang ramah sehingga anak-anak betah. Sesibuk apapun, orang tua tetaplah pendidik utama dalam keluarga yang dapat membentuk karakter anak dan menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang sesuai dengan norma yang berlaku.