Terjemahan dari bahasa Mandarin ke bahasa Indonesia sering kali menghadapi berbagai tantangan yang membuat hasilnya kurang akurat. Meskipun teknologi penerjemahan semakin berkembang, tetap ada kesulitan linguistik dan budaya yang membuat proses ini tidak selalu berjalan mulus. Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa terjemahan dari bahasa Mandarin ke bahasa Indonesia sering kali kurang akurat.
Perbedaan Struktur Bahasa
Bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia memiliki struktur yang sangat berbeda. Dalam bahasa Mandarin, tata bahasa lebih fleksibel dan sering kali tidak memiliki bentuk perubahan kata seperti dalam bahasa Indonesia. Misalnya:
- Bahasa Mandarin tidak memiliki kata kerja yang berubah sesuai dengan waktu (past, present, future).
- Subjek dalam sebuah kalimat sering kali bisa dihilangkan jika sudah dipahami dari konteks, sementara dalam bahasa Indonesia, subjek lebih sering disebutkan untuk memperjelas makna.
Karena perbedaan ini, terjemahan langsung sering kali menghasilkan kalimat yang terdengar aneh atau kurang jelas dalam bahasa Indonesia.
Karakter Mandarin yang Memiliki Banyak Makna
Bahasa Mandarin menggunakan karakter (汉字, hànzì) yang memiliki banyak arti tergantung pada konteksnya. Satu karakter bisa memiliki beberapa makna, dan arti yang benar harus ditentukan berdasarkan kalimat secara keseluruhan.
Contohnya, karakter 行 (xíng) bisa berarti “berjalan,” “bisa,” atau “bank” tergantung pada penggunaannya. Jika diterjemahkan secara langsung tanpa memahami konteksnya, hasil terjemahan bisa menjadi tidak akurat atau bahkan membingungkan.
Tidak Adanya Huruf Abjad dalam Mandarin
Bahasa Mandarin tidak menggunakan alfabet seperti bahasa Indonesia, melainkan karakter yang masing-masing memiliki makna sendiri. Hal ini membuat transliterasi nama dan istilah menjadi tantangan besar.
Sebagai contoh, nama asing sering kali ditulis dengan karakter Mandarin yang bunyinya mendekati nama aslinya, tetapi tetap memiliki makna tersendiri. Jika diterjemahkan secara langsung, nama tersebut bisa memiliki arti yang berbeda dari maksud aslinya.
Pengaruh Budaya yang Kuat
Setiap bahasa dipengaruhi oleh budaya penuturnya, dan bahasa Mandarin sangat kaya akan unsur budaya dan sejarah. Banyak idiom dan ungkapan dalam bahasa Mandarin yang sulit diterjemahkan secara langsung karena memiliki makna kiasan yang dalam.
Contoh:
- 对牛弹琴 (duì niú tán qín), jika diterjemahkan secara harfiah berarti “bermain kecapi di depan sapi,” tetapi makna sebenarnya adalah “berbicara kepada seseorang yang tidak bisa memahami topik yang sedang dibahas.”
- 入乡随俗 (rù xiāng suí sú), jika diterjemahkan langsung menjadi “masuk desa, ikuti adat,” yang setara dengan peribahasa Indonesia “di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.”
Jika penerjemah tidak memahami makna budaya di balik ungkapan tersebut, hasil terjemahan bisa menjadi aneh atau bahkan tidak masuk akal.
Variasi Dialek dalam Bahasa Mandarin
Bahasa Mandarin memiliki banyak dialek yang berbeda satu sama lain, seperti Kanton, Hokkien, Hakka, dan lain-lain. Meskipun bahasa Mandarin standar (Putonghua) digunakan secara luas, banyak istilah dan ekspresi dari dialek tetap digunakan dalam percakapan sehari-hari.
Jika teks yang diterjemahkan mengandung unsur dialek, hasilnya bisa menjadi kurang akurat karena maknanya bisa berbeda dengan bahasa Mandarin standar.
Untuk mendapatkan terjemahan yang lebih akurat, sebaiknya menggunakan penerjemah manusia yang memahami nuansa bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia, serta memiliki kepekaan terhadap konteks budaya yang terkait. Wordsmith Group menawarkan jasa translate bahasa Mandarin yang dikerjakan oleh penerjemah yang betul-betul menguasai bahasa Mandarin. Baik secara penulisan, pengucapan, maupun konteks budaya.