“Selamat! Sobat menjadi salah satu yang terpilih untuk mengikuti event workshop ini,” Begitulah potongan surel yang saya terima pada tanggal, 18 April 2019 dari Indonesian Social Blogpreneur (ISB). Salah satu komunitas blogger nasional yang kerap kali mengadakan pelatihan, baik melalui forum online maupun event offline secara langsung. Sebagaimana tagline yang sering disebutkan “Learning, Sharing, Networking, Opportunities”.
Tentunya mendapatkan kabar seperti itu saya senang sekali. Sehingga ini merupakan kesempatan yang tak boleh saya lewatkan. Walaupun sehari sebelumnya ada kegiatan di Surabaya dan saya baru tiba di kosan dini hari, atau sekitar pukul 01.30 WIB. Tapi, saya menyadari, bahwa banyak pendaftar yang juga ingin mengikuti workshop ISB tersebut. Namun, mereka terbentur oleh batasan jumlah peserta.
Layaknya salah satu tagline dari ISB yakni Opportunities. Membuat rasa letih yang sempat dirasakan tubuh ini, menjadi tak begitu menggangu lagi. Bagaimana tidak, nantinya dapat bertemu secara langsung dengan para blogger senior seperti Teh Ani Berta, Mbak Liswanti Pertiwi, Mbak Riri Restiani dan Mbak Dama Vara. Dengan kapasitas masing-masing yang sudah malang melintang di dunia perbloggeran sejak lama.
Well, akhirnya tepat sehari sebelum memasuki Bulan Ramadhan (05/05), saya bersama rekan-rekan blogger lainnya mengikuti Workshop ISB yang bertajuk “Create Opportunities from Blogging”. Bertempat di lantai 2 gerai resmi Indosat Ooredoo Malang, yang beralamat di Jln. Jaksa Agung Suprapto No.47, Klojen, Malang, Jawa Timur. Lokasinya tak begitu jauh dari kosan saya atau diperkirakan jarak tempuh sekitar 4,2 km saja.
Diikuti Blogger Malang Raya dan Sekitarnya

Blogger Malang Raya dan kota sekitarnya mengikuti Workshop ISB Malang.
Acara yang dimulai sejak pukul 10 pagi ini, diikuti sekitar 32 blogger. Pesertanya tak hanya blogger yang berdomisili di Kota Malang saja, melainkan dari Kabupaten Malang, Sidoarjo, Surabaya, hingga blogger dari Pulau Madura tak ketinggalan hadir juga. Nampaknya, jarak bukanlah hambatan untuk mengikuti workshop sekeren ini. Mereka datang jauh-jauh dengan tujuan sama; ingin menimbah ilmu dan belajar langsung dari founder dan para admin ISB.
Terlebih materi yang diberikan begitu melekat dalam kegiatan seorang blogger. Karena saat memilih terjun sebagai blogger professional, maka akan erat sekali dengan kerja sama. Entah itu melalui content placement, review produk, liputan, ngebuzzer campaign tertentu maupun promosi dalam bentuk lainnya. Barangtentu untuk meningkatkan branding diri dan frekuensi kerja sama dengan advertiser, kita sangat membutuhkan asupan ilmu melalui kegiatan workshop tersebut. Berikut ini keseruan, serta pengalaman singkat, namun padat ilmu dari mengikuti workshop Indonesian Social Blogpreneur.
Pemanfaatan Blog dan Media Sosial Sebagai Sarana Promosi
Sekitar pukul 10.30 WIB materi pertama workshop dibawakan oleh Mbak Riri Restiani. Blogger cantik yang pernah mengenakan toga Universitas Gunadarma. Pagi itu ia membahas secara khusus bagaimana memanfaatkan blog dan media sosial untuk menunjang kegiatan wirausaha. Selaras dengan pekerjaannya sebagai entrepreneur sejak masih di bangku kuliah, hingga sekarang ini.
Sebuah perjalan panjang yang menempanya dengan matang. Banyak pengalaman yang ia bagikan kepada rekan-rekan blogger. Merintis usaha pembuatan boneka wisuda dan berbagai produk craft lainnya. Hingga dipercaya oleh kampusnya untuk memproduksi khusus sebagai souvenir saat wisuda. Keren!. Pencapaian tersebut tak lepas dari usaha dan upayanya dalam mendatangkan pembali.

Mbak Riri Restiani menjelaskan pemanfaatan Blog dan Media Sosial sebagai sarana promosi.
“Mereview barang sendiri, di blog sendiri, mempromosikan sendiri, menggunakan sendiri,” Ceritanya dalam memanfaatkan media blog untuk mempromosikan produk-produknya. Ia menyadari adanya peluang dari sebuah promosi melalui blog. Sehingga dengan strategi pemasaran mandiri, murah, tapi tetaplah efektif.
“Eh, loh pakai barang, beli di mana sih? Kok lucu.” Tuturnya menirukan pertanyaan pembaca blognya. Ketika pembacanya tergiring, saat itulah kesempatan memberikan informasi produk atau jualannya yang bisa dibeli di marketplace A, B, dan sebagainya. Jadi, blog sebagai direct selling untuk menghadirkan konsumen-konsumen baru. Itulah kecerdikannya sebagai seorang blogger dalam melihat peluang yang ada.
Tak hanya melalui blog, media sosial pun punya peranan besar dalam menunjang promosi dan penjualan. Dimulai dari facebook, tapi disarankan bukan menggunakan akun personal. Karena selain ada batasan jumlah pertemanan, juga mengurangi kepercayaan calon konsumen. Maka, idealnya ialah fans page, yang memungkinkan ribuan, bahkan jutaan pengikut dalam satu akun.
Selain media social facebook, diperlukan juga update di twitter dengan sesekali melakukan sapaan khusus kepada konsumen, disertai promosi di dalamnya. Terakhir ialah pemanfaatan instagram dengan benar-benar memperhatikan feed, serta untuk menarik perhatian konsumen. Jadi, tidak asal upload. Tapi memperhatikan proporsi dan optimasi instagram itu sendiri.
“Jangan pasrah pada keadaan dan berani ambil resiko. Sebenarnya hal yang sulit, tapi harus dilakukan.” Pungkasnya.
Mengenal Persona dan Pentingnya Desain Layout Blog
“Pesona itu adalah orang atau user yang akan menggunakan barang kita,” ujar Mbak Dama Vara dengan mantap. Ilmu yang dibagikan kali ini, diperolahnya ketika ia berangkat ke Texas pada tahun 2016. “Waktu itu saya diundang ke Texas, Amerika. Diundang oleh Mozila untuk datang ke workshop mereka. Workshopnya tentang Persona Desain.” Ceritanya kepada kami.
Memasuki materi kedua ini, membahas mengenai desain, sesuai bidang konsentrasi Mbak Dama. Iyah, dunia desain dan IT Support sudah menjadi santapannya sejak lama. Berkat kepiawaiannya tersebut, ia sampai diundang langsung oleh Mozila untuk mengikuti workshop mengenai persona desain. Pengalaman yang luar biasa, bukan?
Nah, kaitan persona dengan blog ternyata juga ada, loh!. Yang mana pembaca blog kita juga terdiri dari dua, yakni Pembaca Primer dan Skunder. Jadi, saat menulis blog kita harus memikirkan siapa pembaca primer atau utama dan juga pembaca sekundernya. Dari pemetaan tersebut, menjadikan pembaca blog kita lebih tertarget.

Mbak Dama Vara mengenalkan persona dan pentingnya desain layout blog
Selain membahas persona, Mbak Dama juga menjelaskan kepada kami pentingnya desain pada blog kita. Dengan tujuan mempermudah pembaca kita memahami tulisan kita dan memperpendek durasi pemahaman informasi. “Zaman sekarang tuh sudah penting banget, tentang berapa lama konten kita dipahami oleh pembaca kita sendiri” Ucapnya sambil menjelaskan pentingnya efisiensi dan delivery promosi yang digunakan dalam waktu singkat.
Dengan perkembangan sekarang ini, seperti insta story yang hanya berdurasi beberapa detik saja. Sehingga kita harus memanfaatkan waktu yang ada dengan memaksimalkan konten. Tapi, perlu diperhatikan pemanfaatan dekoratif yang tak berlebihan. “Misalnya temen-temen masak dalam satu masakan. Kalau dikasik garam secukupnya, itu kan jadi enak. Tapi kalau dikasik garam semua, gak bisa dimakan. Jadi asin banget” Begitulah perumpamaan yang Mbak Dama sampaikan.
Seru sekali penjelasannya, mudah dimengerti. Apalagi kami diajarkan praktek langsung menggunakan aplikasi Canva untuk membuat infografis konten blog maupun feed di Instagram. Bagi saya pribadi, ini kali pertama menggunakan Canva di smartphone. Ternyata begitu memudahkan kita dalam mengolah gambar dan menyematkan kalimat tertentu di dalamnya. Terutama pengetahuan padupadan dan komposisi yang proporsional untuk menghasilkan konten yang menarik.
“Kalau ilmu ini diterapkan, mudah-mudahan followersnya nambah, audiensenya nambah, pembacanya nambah, jobnya nambah. Aamiin.” Tutur pemilik akun @justdamavara sebelum mengakhiri penyampaian materinya.
Bekal Seorang Freelance Menghadapi Era Digital
Selepas isoma dilanjutkan dengan materi ketiga yang dibawakan oleh Ani Berta, founder ISB. Ini merupakan kali pertama saya bertatap muka langsung dengan Teh Ani, sapaan akrab beliau. Bila sebelumnya hanya mengenal dari dunia digital saja. Akhirnya, kesampaian juga bertemu dengan Teh Ani. Mendengarnya berbicara rasanya adem, lembut sekali ucapanya. Tak seperti seorang instruktur dengan segudang pengalamannya.
Padahal beliau punya catatan panjang dan prestasi luar biasa. Acap kali menjadi pembicara atau narasumber di berbagai pelatihan. Bahkan, hingga ke luar negeri. Bisa disebut sesepuh dalam dunia perbloggeran. Siang itu Teh Ani membawakan materi “Tip Menjadi Freelancer di Era Digital”. Mengisahkan awal mula terjun ke dalam kegiatan blogging sejak tahun 2008. Hingga keputusan besar dalam hidupnya dengan memilih resign dari pekerjaannya sebagai accounting. Pekerjaan tetap yang ditekuninya selama 13 tahun lamanya. Kemudian berani memutuskan terjun sepenuhnya sebagai penulis, sesuai passion yang dimilikinya.
Mendengarkan kisahnya membuat hati saya tenang. Kegelisahan sebagai freelancer seketika menemukan titik terang, bahwasanya suatu saat tak menutup kemungkinan meraih kesuksesan pula. Tentunya ini merupakan materi gurih untuk disimak dan erat sekali dengan perjalanan hidup saya, yang notabene sebagai freelancer juga. Hihihi, Bak mendapatkan asupan nutrisi yang mebuat tubuh ini lebih kuat.

Teh Ani membawakan materi “Tip Menjadi Freelancer di Era Digital”.
“Bagaimana untuk optimasikan keahlian teman-teman yang dipunyai. Satu poin, teman-teman sudah mempunyai skill yaitu menulis blog dan content creator di sosial media” Begitulah hasil pengamatan Teh Ani melihat blog dan social media kami. Sehingga menurutnya menjadi penting dalam meningkatkan kemampuan yang dipunya dengan upaya lebih, dalam memperoleh pekerjaan jangka panjang dari seorang freelancer.
Persoalan sebagai seorang freelance ialah ketidak pastian. Mengerjakan sesuatu hanya saat ada project saja. Padahal, Teh Ani mengingatkan untuk terus menggali peluang yang ada. “Teman-teman perlu tahu, yah. Kalau dari menulis blog itu, tak sekedar job review. Banyak sekali peluang-peluang yang bisa digali,” Terangnya seraya menjelaskan setiap poinnya.
Seperti harus memiliki tabungan. Iyah, meski terdengar klasik, tapi kita harus menyisihkan sebagian penghasilan untuk kepentingan dana darurat. Yang mana dana tersebut bisa digunakan pada saat job sepi. “Disisihkan dari penghasilan tersebut, anggap saja dana hilang”. Karena menurutnya tabungan itu penting dan mau tidak mau, harus memiliki dana cadangan.
Kemudian harus menemukan potensi diri “Punya keahlian apa? Punya potensi apa?” tanyanya kepada kami. Setelah menemukan potensi diri, kita harus mengasah kemampuan tersebut. Seperti halnya memanfaatkan workshop online maupun offline. Melalui pelatihan yang diikuti, bisa mengambil inspirasinya dan mengembangkan diri sendiri.
Dalam menunjang penawaran untuk mendapatkan project, kita diharuskan memiliki portofolio yang bagus. Sebagai awal, bisa memperbanyak portofolio dengan mengerjakan project kecil-kecil dulu, lalu bertahap sampai mendapatkan yang besar. Bahkan, dengan mengerjakan project tak berbayarpun layak dicoba. “Tetapi saya punya keyakinan. Walaupun saya tidak dibayar, tapi suatu saat, Allah membalaskannya dengan rezeki yang lain,” Cerita Teh Ani saat mengingat awal-awal karirnya mengerjakan project social dan non profit.
Dari kegiatannya sebagai volunteer yang tak dibayar, kita dapat membantu orang lain dan membuatnya senang. Sedangkan benefit bagi kita ialah koleksi portofolio menjadi banyak. Seperti simbiosis mutualisme, sama-sama menguntungkan satu dengan lainnya. Tak kalah penting, kita mendapatkan sesuatu yang tidak hanya materi, melainkan berupa amalan.
Selain itu, penting sekali dalam memperluas networking “Tadi saya gelisah banget. Pas begitu masuk, teman-teman cuman sibuk dengan gadgetnya sendiri. Padahal, itu bisa dimanfaatkan untuk networking,” Sindir Teh Ani kepada kami. Karena menurutnya penting sekali memperluas networking. Memungkinkan untuk kolaborasi dan menjalankan project baru.
“Perluas networking itu penting. Karena dari networkinglah peluang-peluang itu datang” Ungkap Teh Ani dalam kesempatannya.
Mengatur Keuangan Blogger
Sebelum acara workshop usai, ditutup dengan materi terakhir yang dibawakan oleh Mbak Liswanti Pertiwi. Sama halnya dengan Teh Ani, ini merupakan kesempatan pertama saya bertemu dengan Mbak Liswanti. Dulu hanya melalui media blog, saling komen dan akhirnya alam mempertemukan saya dengannya. Senang sekali.
Mbak Liswanti memaparkan betapa pentingnya pengelolaan keuangan bagi seorang blogger. Mendengar pernyataannya, saya menjadi teringat dulu sering mencatat setiap pengeluaran di buku besar dan merekapnya melalui bantuan Ms. Office excel. Seperti yang pernah saya ceritakan di Rekapitulasi Biaya Pengeluaran #RBP1 dan Media dan Metode Pencatatan #RBP2.
Namun, pencatatan yang tak lakukan hanya sebatas menghitung pengeluaran saja. Berkat penyampaian Mbak Liswanti, seakan menjadi cambuk yang membuat saya sadar; Kenapa tidak berpikiran untuk mencacat dengan rinci pemasukan dari hasil ngeblog?. Padahal, semua pengeluaran dengan rinci saya catat. Tapi, belum termasuk pemasukan selama ini. Sayang sekali, yah. Baru sadar sekarang, Cho!.

Mbak Liswanti memaparkan betapa pentingnya pengelolaan keuangan bagi seorang blogger
“Biasanya kalau dapat penghasilan dari sponsor, konten, event. Itu suka diapain keuangannya?. Dicampur sama keuangan pribadi atau dipisah?” Tanyanya kepada kami sambil melempar senyumannya. Karena menjadi penting untuk memisahkan pos pendapatan dari ngeblog dengan keuangan pribadi. Lalu mengkonversi hasil tersebut untuk kegiatan atau menunjang hal yang lebih produktif, tak sebatas hiburan semata.
“Karena setiap orang harus punya tujuan keuangan. Kalau gak punya tujuan keuangan, berarti kita gak bisa memotivasi untuk menabung dan ivestasi,” Lanjutnya. Jadi, sebelum mengatur keuangan kita harus punya tujuan keuangan. Kemudian Mbak Liswanti mencontohkan, semial bulan depan menginginkan lapotop. Berarti dari hasil menulisnya disisihkan untuk disimpan buat membeli laptop baru. Begitupun semisal menginginkan lensa baru, disimpan dan ditargetkan untuk kepentigan tersebut. Begitupun seterusnya.
Setiap blogger tentunya memiliki tujuan keuangan yang berbeda. Tergantung kepentingan masing-masing. Namun, kita menyadari juga penghasilan blogger tidak menentu setiap bulannya. Apalagi kebanyakan job blogger tak langsung dibayar saat itu juga. Melainkan harus menunggu 14 hari kerja atau sampai 30 hari. Tapi, semua harus dicatat dengan rinci. Sekaligus menjadi daftar portofolio yang kita miliki.
“Tugasnya apa, deadline kapan, feenya berapa, nomer invoice dan status,” Semua harus ditulis dengan lengkap kata pemilik liswantipertiwi.com. Sehingga dari pencatatan tersebut, kita menjadi tahu, berapa sih penghasilan kita setiap bulannya?. Dari sana kita bisa memulai uang dari penghasilan sebulan itu, mau dimasukkan ke mana saja. Semisal, untuk zakatnya berapa, amalnya berapa, tabungan dan investasi.
“Kalau kita nerima gaji nih perbulan, misalkan 10 jt. Kita gak boleh pakai ini, pakai itu,” Ingatnya kepada kami, betapa pentingnya pengelompokan berdasar pos secara bijak. Sehingga memungkinkan kita mengatur keuangan dengan sehat. Karena, tanpa disadari, bisa tidak terasa penghasilan yang didapat. Seolah kurang terus, hasil kemarin ke mana saja? Dan sebagainya. Itulah pentingnya pencatatan keuangan yang paparkan oleh Mbak Liswanti.
Terbiasa melakukan pencatatan dan rekapitulasi, menjadikan saya tertarik untuk mempetakan sesuai saran yang Mbak Liswanti berikan. Materinya benar-benar membuat saya merenung. Iyah, kenapa tidak dari dulu dilakukan. Sehingga berpotensi untuk lebih berhati-hati dalam membelanjakan pengeluaran. Karena sukarnya membedakan mana kebutuhan dan sebatas keinginan. Kedua hal tersebut bagi saya samar-samar, hihi. Tapi, dari tamparan Mbak Liswanti membuat saya lebih harus bijak dalam mengelola keuangan.
Pos-pos keuangannya buat apa saja dan paling penting yah itu; dana darurat, tabungan dan investasi. Jadi, biar tahu, ngeblog bukan hanya akhirnya cair duitnya foya-foya. Tapi, ngeblog bisa ngasilin sesuatu.” Liswanti Pertiwi
***

Antusias rekan-rekan blogger sampai berdiri menyimak materi yang disampaikan.
Seperti itulah pengalaman mengikuti wokshop ISB. Materi yang diberikan sangat bermanfaat bagi kami, seorang blogger. Disampaikan dengan ringan oleh setiap pemateri, tapi ilmunya dalam sekali. Tak heran, membuat pikiran ini diajak berenung. Mudah-mudahan bisa mengimplementasikan ilmu yang didapat sebaik mungkin. Melalui uraian singkat ini, menjadi pengingat baik untuk diri sendiri dan pelajaran buat rekan-rekan blogger lainnya.
At least, seru sekali keseluruhan acaranya. Para srikadi ISB yang hebat-hebat telah memberikan ilmunya kepada kami. Harapannya, semoga tak menunggu lama diadakan workshop lainnya di Kota Malang. Baik itu dengan tema baru maupun pendalaman materi yang pernah diajarkan di atas. Matur nuwun sanget, Teh Ani, Mbak Riri, Mbak Dama, dan Mbak Liswanti atas ilmu dan kesempatannya. Kami nantikan kembali di Bumi Arema.
Semoga hawa dingin khas Malang membuat kalian rindu, ingin segera kembali ke sini. Ditunggu event selanjutnya 😉.