Lokasi: Taman Kelinci Malang (dok. Mas Ihwan)
“Kelincinya lucu yah, nak? nanti papa belikan sepasang. Lalu kita lanjut bermain-main di halaman rumah. Sementara mama sambil nyiapkan bumbu masak di belakang. Setelah puas bermain, kita sate kelincinya.” #intermezzo.
Saya teringat lima tahun lalu waktu masih ngontrak bersama teman kuliah. Kami di kontrakan juga melihara kelinci yang diberinama Sueb. Namanya Indonesia sekali, yah? Padalah kelinci betina, loh! Hhihihi. Bahkan Sueb mirip sekali sama foto kelinci di atas. Mulai dari corak dan perpaduan warna bulunya. Sehingga waktu mengentahui foto tersebut di medsos, teman saya Yosef langsung mengomentarinya;
“Sueb tah iku? 😀”
“Buahahaha, iyo i, mirip Nda. Sueb yang tertukar 😀” canda saya.
Kalau dulu Sueb sering masuk ke kamar tidur, dari kamar tengah, depan dan kadang naik sampai di kamar atas. Tak berbeda jauh seperti di Taman Kelinci Malang. Kelinci-kelinci di sana juga dibiarkan bebas berkeliaran dan tersebar di beberapa titik. Banyak terdapat kandang mungil yang berbentuk seperti rumah sebagai tempat mereka tinggal.
Biasanya pakai tagar Pamud, tapi sejak dikomen temanku “Pamag = Papa Magang” 😛 (dok. mas Ihwan)
Taman Kelinci di Desa Pandesari, Pujon ini bisa menjadi pilihan berlibur bersama keluarga. Apalagi keluarga yang baru memiliki anak kecil. Karena kebanyakan anak-anak sepertinya suka yah, main sama hewan mamalia satu ini. Mulutnya yang bergerak cepat dan teratur begitu menggemaskan sekali. Lompatan-lompatan kecil saat berjalan pasti membuat anak kecil tak rela ditinggal pergi menjauh darinya. Mereka bisa tanpa mengenal lelah berusaha untuk menangkapnya kembali.
Konsep bermain itulah yang melatar belakangi dibangunnya taman berbasis edukasi ini. Karena banyak disadari perkembangan teknologi yang ada dalam gadget telah banyak menyentuh tangan mungil anak-anak. Di usia yang masih kecil tak sedikit mereka sudah akrab dengan gadget, bermain game melalui gadget juga. Sehingga interaksi langsung dengan sekitar menjadi berkurang, lebih lagi kepada lingkungan dan alam.
“Keprihatinan kita kepada anak-anak kecil yang suka main gadget. Kita mencoba munculkan lagi wisata alam, lebih kepada edukasi.” tutur bapak Ali, waktu menjelaskan ide awal pembuatan Taman Kelinci Malang, Sabtu (21/01/2017).
Melalui kehadiran Taman Kelinci, anak-anak bisa dilatih merangsang kecintaannya terhadap hewan. Biasanya saking polosnya anak kecil tak menyadari terkadang mereka memegang hewan terlalu kuat, yang malah justeru menyakitinya. Maka sebab itu, orang tua sekaligus mengajari mereka bagaimana memperlakukan hewan kesayangannya dengan benar, serta dapat melatih gerak motorik mereka saat berusaha mengejar kelinci yang berlarian.
Interaksi langsung sama Kelinci
“Kelinci cenderung disukai anak kecil. Berinteraksi dengan kelinci mereka lebih senang.” lanjut bapak Ali, beliau selaku pengelola sekaligus konseptor Rabbit Field.
Jangkan anak kecil seperti mereka, kita yang dewasa saja masih gemas melihat hewan berbulu lebat ini. Melihat mereka berkeliran di sekitar rerumputan, masuk ke terowongan yang khusus dibuat untuk berteduh dan beberapa juga ada yang memilih menetap di sekitaran kandangan. Lucu sekali tingkahnya. Lebih lagi kebanyakan kelincinya sudah pada jinak, tak takut didekati, apalagi berontak. Anteng saja.
Rekomendasi wisata keluarga bersama buah hati tercinta.
Pengunjung bisa bebas bermain-main langsung dengan kelincinya. Mau mengelus, memberi makanan, atau tak jarang digendong untuk diajak foto bersama. Namun, sekali lagi peranan keluarga agar tetap memastikan anaknya tidak sampai menyakiti kelincinya. Karena kelinci termasuk hewan yang mudah stres. Boleh bebas bermain, namun tak lupa memperhatikan keselamatan anak dan juga kelincinya, yah.
Mau ke Rumah Hobbit? Di sudah Malang ada, loh!
Rumah Hobbit ala Hobbiton di Selandia Baru
Kalian masih ingat karakter Bilbo Baggins di film Lord of The Rings? Pasti tidak asing dengan rumah hobbitnya. Jangan berfikir pergi ke distrik Matamata. Itu jauh sekali. Karena untuk berselfie di rumah para kurcaci seperti halnya di Hobbiton, sudah bisa kalian lakukan di Taman Kelinci Malang. Keren, kan?.
Spot foto selfie paling favorit Rumah Hobbit di Taman Kelinci
Keberadaan Rumah Hobbit di Taman Kelinci menjadi spot paling digemari para pemburu selfie. Rumah unik dari kayu ini memiliki ukuran mini bagi manusia normal pada umumnya. Nah, berhubung hanya terdapat satu unit, jadi kalian siap-siap antri kalau ingin berfoto dengan latar Rumah Hobbitnya, yah. Karena para wisatawan Taman Kelinci pasti tak kan melewatkan spot foto satu ini.
Kuliner di Kampoeng Cafe
Selepas bermain bersama kelinci kalian bisa memilih beristirahat di Kampoeng Cafe, yang letaknya berada di sebelah sisi utara Taman Kelinci. Menu andalan di sini ialah Sate Kelinci. Hah, jadi habis bermain sama kelinci kita makan dia?. Tenang kok, kelincinya memang khusus dibudidaya dan termasuk jenis kelinci pedaging atau kelinci konsumsi. Jadi bukan kelinci peliharaan yang biasa kalian ajak bermain. Selain Sate Kelinci kalian juga bisa memesan Nasi goreng, Mie Goreng, Capcay, Ayam Goreng, Spaghetti dan Tuna Sandwich.
Ayam Goreng dan Capcay Kampoeng Cafe
Kalau hanya ingin mengganjel perut bisa pesan makanan ringannya, seperti; roti bakar, pisang bakar, sosis bakar, pisang goreng keju ataupun kentang goreng mayo. Minumannya juga banyak pilihan, berbagai jus tersedia di sini dan minuman penghangat lainnya seperti; kopi teh, cappucino, jahe panas, susu jahe dan sebagainya. Bicara harganya menurut saya murah untuk ukuran cafe yang berada di daerah wisata. Harganya mulai dari 4rb hingga 35rb untuk sate kelincinya.
Taman Kelinci Tahap Pengembangan
Waktu saya ke sini bersama teman-teman Malang Citizen, kabut nyelimuti awam. Sampai mengurangi jarak pandangan.
Sejak launching beberapa bulan lalu (12 Desember 2016), Taman Kelinci sampai saat ini masih berbenah. Pihak pengembang terus melengkapi fasilitas yang sebagian masih tahap proses pengerjaan. Total lahan seluas 6 hektare akan terus dimaksimalkan untuk membangun sarana yang lebih memadai. Bahkan kedepan di bagian atas direncanakan akan dibangun suasana seperti ruang antariksa.
“Selanjutnya kita akan terus mengembangkan sarana berbasis edukasi alam. Contohnya kita lagi setting di atas itu nantinya Taman Antariksa. Jadi nuansa planet-planet, seperti piring terbang dan lain sebagainya” ungkap bapak Budi, managenen Plaza Garden Malang.
Pengembang ingin konsisten mengusung konsep wisata anak-anak berbasis edukasi. Yang mana diharapkan pengunjung tak hanya bisa asik bermain-main saja, tapi sekaligus menambah wawasan dan pengetahuan. Wisata seperti ini cocok sekali untuk mengisi liburan kalian bersama keluarga tercinta.
Rabbit Field / Taman Kelinci Malang
Alamat: Desa Pandesari, Pujon, Kabupaten Malang ini.
Harga tiket masuk: Rp. 10.000,- (usia anak di bawah 5 tahun gratis)
Jam Operasional: 07.00 – 17.30 WIB
4 Comments. Leave new
Bisa jadi tujuan transmigrasi para anak dan cucu Sueb ini, ?
Recommended hahaha…
Hhaha, ngunu kenek nda, cek akeh bareng e 😀 *ripSueb
Ayoooo……, kita kesana laaaagiiiiii…….
😀
Dal mas, hajar hahaha